Beranda | Artikel
Hukum Bermain Lato-lato
Rabu, 11 Januari 2023

Pertanyaan:

Sedang viral tentang permainan lato-lato, apa hukumnya memainkan permainan tersebut? 

Jawaban:

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, ash shalatu was salamu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi was shahbihi ajma’in, amma ba’du.

Permainan lato-lato atau disebut juga nok-nok, atau disebut juga dengan click-clacks di negeri asalnya, adalah permainan yang memainkan dua bola yang bisa saling memantul jika bertemu.

Kami tidak mengetahui adanya masalah pada permainan tersebut, sehingga hukum asalnya boleh-boleh saja. Selama tidak berlebihan dalam memainkannya, tidak melalaikan dari perkara yang penting, dan tidak mengganggu orang lain.

Allah ta’ala berfirman:

إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melebihi batas” (QS. Al-An’am: 141).

Dalam ayat ini Allah mencela orang-orang yang melakukan israf. Ibnu Abidin rahimahullah mengatakan:

الإسراف صرف الشيء فيما ينبغي زائداً على ما ينبغي

Israf artinya berinteraksi dengan sesuatu secara layak namun melebihi dari batasan yang layak” (Hasyiah Ibnu Abidin, 6/759).

Bermain adalah dunia anak-anak, maka sudah selayaknya anak-anak diberikan kesempatan bermain. Para salaf terdahulu mengingkari orang yang melarang anak-anak bermain.

عن الحسن أنه دخل منزله وصبيان يلعبون فوق البيت، ومعه عبدالله ابنه، فنهاهم، فقال الحسن: دعهم؛ فإن اللعب ربيعهم

“Dari Al-Hasan Al-Bashri, ia masuk ke rumahnya dan ketika itu anak-anak kecil sedang main di atas rumahnya. Abdullah putra beliau yang baru masuk bersama beliau lalu melarang anak-anak tersebut. Al-Hasan Al-Bashri mengatakan: Biarkan mereka! Karena bermain adalah kesenangan mereka” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abid Dunya, dalam kitab Al ‘Iyal, 2/791).

Namun bermainnya anak-anak tidak boleh sampai melebihi batas sehingga menghabiskan banyak waktu untuk bermain. Sehingga mereka lalai dari shalat, membaca Al-Qur’an, belajar, membantu orang tua, dan perkara-perkara penting lainnya. 

Allah ta’ala juga berfirman:

يَا بَنِي آدَمَ خُذُواْ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وكُلُواْ وَاشْرَبُواْ وَلاَ تُسْرِفُواْ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan” (QS. Al-A’raf: 31).

Dalam ayat ini Allah ta’ala mempersilakan manusia untuk makan dan minum karena itu adalah perkara mubah. Namun setelah itu Allah ta’ala melarang sikap berlebih-lebihan. Maka demikian juga bermain lato-lato atau permainan lainnya yang mubah, boleh saja dimainkan namun jangan sampai berlebihan.

Allah ta’ala juga berfirman:

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُّبِينًا

“Dan orang-orang yang mengganggu orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, maka sungguh, mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” (QS. Al-Ahzab: 58).

Ayat ini menunjukkan terlarang membuat segala bentuk gangguan kepada kaum Mukminin. Seorang Muslim yang sejati akan berusaha menjaga agar lisan dan tangannya tidak mengganggu orang lain. Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: 

الْمُسْلِمُ مَن سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِن لِسانِهِ ويَدِهِ

“Seorang Muslim yang sejati adalah yang kaum Muslimin merasa selamat dari gangguan lisannya dan tangannya” (HR. Bukhari no.6484, Muslim no. 41).

Kesimpulannya, boleh saja bermain lato-lato selama tidak berlebihan dalam memainkannya, tidak melalaikan dari perkara yang penting, dan tidak mengganggu orang lain. 

Wallahu a’lam. Walhamdulillahi rabbil ‘alamin, washallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi washahbihi ajma’in.

***

Dijawab oleh Ustadz Yulian Purnama, S.Kom.


Artikel asli: https://konsultasisyariah.com/41129-hukum-bermain-lato-lato.html